ABSTRAK
Kita Ketahui bahwa komunikasi dalam
kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan
pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan si
pelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan mengkaji
dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita
bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media,
komunikan, dan efek.
Dengan perkembangan teknologi
komunikasi yang begitu cepat berdampak langsung pada perkembangan media
komunikasi. Tak terhitung banyaknya tekonologi komunikasi baru yang telah
dikembangkan dan dikenalkan para ahli kepada masyarakat. Berbagai teknologi
komunikasi yang ada saat ini merupakan hasil pengembangan dari berbagai macam
teknologi komunikasi sebelumnya seperti satelit komunikasi, alat perekam dan
pemutarnya, penggunaan spektrum terbatas, media transmisi gelombang lebar
tertutup, serta perkembangan sistem digital. Kehadiran teknologi modern ataupun
media
komunikasi modern yang telah kita kenal saat ini dengan sendirinya
mengubah cara kita memperoleh, mengolah, menyimpan, memanggil kembali, dan
menyebarkan informasi atau data.
Berbagai teknologi komunikasi yang
kita kenal dan gunakan saat ini tidaklah hadir dengan sendirinya. Melainkan
merupakan pengembangan dari teknologi komunikasi masa lalu yang telah
berlangsung selama berabad-abad. Perjalanan sejarah perkembangan teknologi
komunikasi berjalan beriringan dengan peradaban manusia itu sendiri. Untuk itu,
kita perlu mengetahui dan memahami darimana semua teknologi komunikasi saat ini
berawal, dan pembelajaran sebagai proses komunikasi.
Kata Kunci : Perkembangan Teknologi
Komunikasi, Pembelajaran sebagai proses komunikasi.
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Beberapa ahli telah mengidentifikasi perjalanan sejarah perkembangan
teknologi komunikasi dan pada umumnya dibagi ke dalam beberapa periode yaitu periode
media tercetak, periode media elektronik, dan periode media digital (Edy
Haryanto : 2008).[1]
1.
Periode Media Tercetak
Media cetak pertama dimulai di Cina ribuan tahun jauh sebelum Johann Gutenberg mengembangkan mesin
cetak pertama pada tahun 1455 di Jerman. Mesin cetak Gutenberg menjadi pemicu
dimulainya revolusi industri yang berlangsung selama hampir 6 (enam) abad
lamanya.[2]
a.
Surat kabar
Sejarah perkembangan surat kabar dimulai pada abad 17. Surat kabar pertama
dicetak pada tahun 1665 di Inggris dan tahun 1702 adalah tahun dimana surat
kabar harian pertama dicetak di Inggris. Sementara itu, surat kabar pertama
yang diproduksi di Amerika Utara adalah Publick
Occurrences Foreign dan Domestick yang muncul pada tahun 1690 dan surat
kabar pertama di Kanada adalah Halifax Gazette yang terbit pada tahun 1752.
Tahun 1783, sebuah surat kabar pertama yang terbit harian di Amerika.
Tahun 1855 materai yang semula dibebankan kepada surat kabar kemudian
dihapuskan sehingga harga surat kabar menjadi lebih murah. Pada pertengahan
abad 19 surat kabar mulai menggunakan telegraf sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi dengan cepat. Tahun 1880, New York Graphic menjadi surat kabar pertama yang mencetak foto.
Sedangkan di Inggris, Daily Graphic
menjadi tabloid pertama yang diterbitkan pada tahun 1980 dan setahun kemudian
menjadi surat kabar pertama di Inggris yang mencetak foto. Seiring dengan
berkembangnya teknologi komputer, maka proses pencetakan surat kabar pun
mengalami perubahan. Tak sedikit surat kabar versi cetak yang tidak
diproduksi dan diganti dengan moda e-paper.[3]
b.
Penerbitan Berkala
Yang termasuk ke dalam penerbitan berkala adalah majalah. Majalah pertama
terbit di Amerika Serikat pada tahun 1741. Hanya beberapa warga saja yang dapat
membaca majalah karena harganya yang mahal. Pada tahun 1821, terbit untuk
pertama kalinya The Saturday Evening
Post yang ditujukan pada kaum perempuan sebagai khalayak sasarannya. Awal abad
20, majalah nasional menjadi popular dengan masuknya para pengiklan yang juga
ingin menjangkau khalayak lebih luas.
Perlahan-lahan pada pertengan abad 20, majalah nasional mulai mengalami
penurunan karena para pengiklan lebih suka menggunakan media baru seperti
televisi untuk menjangkau khalayaknya. Sebagaimana surat kabar, majalah juga
mengalami perubahan dalam tampilan dan bentuk seiring dengan perkembangan
teknologi. Kini, kita juga dapat menjumpai berbagai majalah online pada
perangkat smartphone ataupun personal computer yang terhubung
dengan internet.
c.
Buku
Sejarah perkembangan buku dimulai pada masa pra sejarah dengan ditemukannya
piktograf pada tahun 4000 SM. Tahun 800 M buku diciptakan oleh para biksu di
Irlandia atau Skotlandia. Tahun 1010, novel pertama ditulis oleh Lady Murasaki
di Jepang. Setelah ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg, pada tahun 1536
kitab Injil diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
Pada tahun 1933, pasar paperbacks pertama dipublikasikan. Tahun 1971,
Proyek Gutenberg mulai menempatkan buku-buku online pada public
domain dalam bentuk yang dapat diunduh. Tahun 1995, Amazon menjual buku
secara online. Hingga kini, kita dapat dengan mudah mencari, membeli, dan
membaca buku secara online.
2.
Periode Media Elektronik
Perjalanan sejarah perkembangan teknologi komunikasi berikutnya ditandai
dengan kemunculan telegraf sebagai bentuk transisi antara periode media
tercetak dengan periode media eletronik. Pada periode ini, proses pengiriman
pesan yang dilakukan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Selain itu, masyarakat dunia juga mulai dapat menikmati berbagai moda teknologi
komunikasi seperti telegraf, telepon, motion pictures, alat rekam dan
pemutarnya, radio, televisi, televisi kabel, dan televisi satelit.[4]
a.
Telegraf
Telegraf berjarum magnet pertama kali digunakan pada tahun 1930 untuk
melakukan komunikasi antar stasiun. Tahun 1837, Samuel Morse menemukan telegraf elektromagnetik yang
menggunakan kabel.
b.
Telepon
Sejarah
perkembangan telepon sebagai media untuk mengirimkan dan menerima
suara diawali dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Thomas Alfa Edison kemudian memperbaiki dan mengembangkan telepon
dengan menggunakan mikrofon karbon sebagai alat pemancar yang membuat telepon
menjadi lebih praktis. Pada tanggal 30 Juni 1877, sebanyak 230 saluran telepon
telah digunakan di Amerika. Tanggal 17 Mei 1877, sebanyak 3 (tiga) buah kantor
telah terhubung saluran telepon.[5]
c.
Telepon nirkabel
Guglielmo Marconi adalah orang yang mengirimkan
pesan-pesan data nirkabel pertama pada tahun 1895. Dengan semakin berkembangnya
teleponi maka semakin berkembang pula berbagai percobaan yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi radio sebagai bentuk lain dari komunikasi interpersonal
atau komunikasi antar pribadi. Pada tahun 1920an, mobil polisi Negara Bagian
Detroit menggunakan radio telepon atau radiophone bergerak untuk
berkomunikasi. Sistem yang dikenalkan oleh A.G. Bell menawarkan layanan radio
telepon pada tahun 1946 di St. Louis. Tahun 1973 adalah tahun dimana telepon seluler
lahir.[6]
Tahun 1981, hanya 24 orang saja yang menggunakan telepon seluler di Amerika
Serikat. Untuk meningkatkan penjualan telepon seluler di Amerika Serikat, FCC
kemudian menawarkan sistem perizinan telepon seluler di bulan Juni 1982. Di
luar Amerika Serikat, Negara-negara seperti Jepang (1979) dan Arab Saudi (1982)
telah terlebih dahulu mengoperasikan sistem seluler.
d.
Motion Pictures
Tahun 1889, George Eastman mematenkan pembelian Hannibal Goodwin dan
membuatnya dalam bentuk film. Tahun 1895, Lumiere Brothers memproyeksi gambar
bergerak dalam sebuah kafe di Paris. William Dickson mengembangkan kinetograf
yaitu sebuah kamera film pertama dan kinetoskop yaitu sebuah sistem untuk
melihat film. Tahun 1894, bioskop New
York dibuka. Di tahun yang sama, Georges Melies memulai bioskop film
pertamanya. Pada tahun 1900, Charles Pathe memulai produksi film dibawah merek Pathe-Freres. Pathe merupakan perusahaan
film terbesar di dunia.
Pada awal abad 20, rata-rata warga yang menonton film sangatlah kecil dan
mengalami fluktuasi pada masa-masa krisis dan perang. Namun perlahan namun
pasti, jumlah rata-rata penonton film mengalami kenaikan yang stabil terutama
setelah ditemukannya berbagai macam format baru seperti 3D.
e.
Alat Rekam dan Pemutarnya
Berbagai kemajuan dalam teknologi perekaman saat kini pernah dan telah kita
rasakan. Alat perekam sinyal bunyi ataupun sinyal gambar menggunakan pita
magnetik yang dikerjakan dengan alat rekam pita. Perekam sinyal bunyi maupun
perekam sinyal gambar dilakukan dengan alat rekam pita gambar. Alat rekam
tersebut menggunakan pita gambar khusus yang dapat mencatat baik sinyal gambar
maupun sinyal bunyi.[7]
Masih ingat dengan kaset? Pada masa jayanya, kaset digunakan untuk merekam
sinyal bunyi seperti lagu, sandiwara, dan lain-lain. Alat rekam pita kaset
merekam sinyal-sinyal bunyi pada pita magnetik yang ada di dalam sebuah kotak.
Begitu pula dengan alat rekam pita gambar. Alat rekam pita gambar merekam
sinyal-sinyal TV pada pita magnetik. Alat rekam pita gambar mempunyai kepala
rekam khusus, satu diperuntukkan untuk merekam bunyi dan yang lainnya merekam
video atau gambar. Acara TV rekaman pada pita gambar kemudian dipancar-luaskan.
Berbagai teknologi yang kemudian tercipta adalah kaset video, piringan video,
serta piringan video interaktif.
f.
Home video
Teknologi home video berakar dari kaset video. Belanda adalah Negara
yang mengembangkan alat perekam kaset video berformat VCR atau video
cassette recorder. Istilah VCR kemudian digunakan untuk merujuk pada produk
sejenis termasuk merek lain. Sementara itu, Jepang adalah Negara yang
mengembangkan alat perekam kaset video dalam format U-matic. U-matic hanya
dirancang untuk kegiatan perekaman secara profesional. Sementara itu, VCR
selain ditujukan untuk kalangan profesional, VCR juga dapat digunakan rumah-rumah.
VCR pertama untuk hiburan di rumah diedarkan pada tahun 1974 yang dilengkapi
dengan fitur tuner, timer, dan rf modulator sehingga dapat
merekam siaran televisi langsung dari pesawat televisi.
Setahun kemudian yaitu pada tahun 1975, Sony mengeluarkan versi Beta dari
perekaman kaset videonya. Dan, pada tahun 1976, Matsushita mengumumkan
penggunann format VHS. Sementara itu, perusahan Eropa mengembangkan format
V-2000.
g.
Radio
Sejarah perkembangan radio diawali oleh Guglielmo Marconi yang berhasil mengirim berita lewat gelombang
udara. Namun, siaran radio berupa suara dan music baru pertama kali terjadi
pada tahun 1906 yang dilakukan secara independen oleh Reginald A. Fessenden dan Lee
De Forest (Hofmann, 1999 : 16). Pada tahun 1910, Enrico Carusso melakukan siaran radio sebuah pertunjukan.
Selanjutnya, pada tahun 1912, Federal Regulation of American Airways dimulai.
Para amatir harus membuat lisensi jika ingin membentuk dan memiliki stasiun
radio dan para operator yang terlatih.
Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1917, seluruh stasiun radio di Amerika
ditutup seiring dengan mulai berkecamuknya Perang Dunia I. Tahun 1918, Edwin Armstrong mematenkan Super
Heterodyne Receiver yang merupakan hasil kerjanya sebagai pegawai di Army
Signal Corp. Tahun 1927, The Federal Radio Commission dibentuk untuk membawa
perubahan tatanan gelombang udara. Dua tahun setelah Perang Dunia II berakhir
yakni tahun 1947, radio telepon selular dibuat di Bell Laboratories. Kemudian
pada tahun 1970, FCC merealokasi saluran TV yang diperuntukkan bagi layanan
radio bergerak.
Perjalanan sejarah perkembangan radio bergerak ke tahun 1985 dimana FCC
mengizinkan digunakannya spectrum lebar yaitu sebuah teknologi yang menjadi
pilihan bagi beberapa media digital untuk layanan selular komersial.
Selanjutnya pada tahun 1992 FCC merealokasi spektrum 2 GHz untuk layanan
digital bergerak. Dan, pada tahun 1995, sistem selular berteknologi digital
CDMA pertama diluncurkan secara komersial oleh Qualcomm.
h.
Televisi
Penemu pertama dari televisi yang dapat digunakan adalah John L. Baird pada
tahun 1925. Ia memanfaatkan cakram pemayar yang ditemukan pada tahun 1884 oleh
Paul Nipkow. Pada tahun 1927, Philo Farnsworth menjadi orang pertama yang
mengirimkan sebuah gambar secara elektronik melalui udara. Tiga tahun
berikutnya, Farnsworth menerima hak paten untuk televisi elektronik yang
pertama. TV selanjutnya yang menggunakan tabung Braun ditemukan oleh Vladimir
R. Zworykin pada tahun 1933. Zworykin juga menemukan ikonoskop yaitu sebuah
tabung hampa untuk mengambil gambar-gambar TV serta tabung ortion santir yang
amat peka.
Pada tahun 1941, FCC merancang 13 saluran untuk digunakan televisi hitam
putih. Tahun 1980an, HDTV Jepang meningkatkan resolusi gambar televisi yang
memungkinkan terciptanya gambar dengan kualitas lebih tinggi yang dapat
dikirimkan dengan menggunakan ruang spectrum elektromagnetik yang lebih kecil
per sinyal. Selanjutnya pada tahun 1996, FCC menyetujui transmisi standar bagi
televisi digital.[8]
i.
Televisi kabel
Sejarah perkembangan televisi kemudian berlanjut pada televisi kabel.
Televisi kabel memungkinkan para khalayak menerima sinyal televisi yang
dikirimkan dari studio dengan menggunakan kabel coaxial. Sistem pengiriman
sinyal televisi seperti ini mulanya dirancang agar sinyal tersebut dapat
diandalkan dan dapat dikirimkan ke daerah-daerah yang jauh dan terpencil.
Namun, dalam perkembangan menunjukkan sebaliknya. Televisi kabel justru
berkembang di daerah urban yang memiliki banyak penduduk dan materi siarannya
sarat dengan hiburan. Di daerah perkotaan, televisi kabel disempurnakan dengan
menggunakan gelombang mikro, satelit komunikasi, atau pembawa sinyal lainnya.
Kini, televisi kabel menggunakan sistem yang lebih interaktif sehingga
penonton dapat berpartisipasi aktif dalam berbagai jenis
program televisi dari rumahnya. Komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi dua arah dimana
penonton atau pelanggan dapat memilih dan membayar hanya acara televisi yang
ditonton atau pay per view.
j.
Satelit Komunikasi
Teknologi satelit dimulai pada tahun 1940. Yang menjadi penggagas
penggunaan satelit bagi komunikasi jarak jauh bukanlah seorang peneliti
melainkan seorang penulis cerita fiksi ilmiah yang bernama Arthur C. Clarke.
Menurutnya, satelit yang ditempatkan pada orbit geostasioner setinggi 36.000 km
di atas khatulistiwa, pada posisi di atas Samudra Atlantik, Samudra Pasifik,
dan Samudra Hindia, maka pancaran sinyal-sinyalnya dapat menjangkau hampir
seluruh bagian benua yang dihuni oleh manusia. Satelit-satelit itu dapat
menghubungkan jaringan-jaringan radio, televisi, maupun telepon ke setiap titik
di permukaan bumi.
3.
Periode Media Digital
Periode digital ditandai dengan adanya transisi mode pengiriman isi media.
Walaupun media digital yang digunakan dalam proses pengiriman pesan mengalami
perkembangan dari tahun ke tahun, namun dalam banyak kasus, isi pesan tidaklah
mengalami perubahan. Misalnya dengan media lain seperti media sosial, isi
digital masuk ke dalam mode baru dalam berkomunikasi.[9]
a.
Komputer
Pada tahun 1930an, seorang insiyur Amerika yang bernama Vannevar Bush
membuat komputer analog pertamanya. Selama masa Perang Dunia II,
komputer-komputer analog elektrik dikembangkan untuk membantu pembidik kanon
penangkis serangan udara.
Kemudian pada tahun 1946, para ilmuwan di Universitas Pennsylvania Amerika
Serikat, membuat komputer digital bernama ENIAC yang dikendalikan dengan
tabung-tabung hampa. Militer Angkatan Darat menggunakan ENIAC untuk
menyelesaikan soal-soal artileri. Adapun ENIAC memiliki spesifikasi panjang 30
meter, bobot 30 ton, dan memiliki tabung hampa lebih dari 18.000 serta memiliki
daya hitung 200.000 kali manusia. Namun ENIAC tidak memiliki ingatan atau
kapasitas memori. Karena itu, pada tahun 1940an, seorang ahli matematika yang
bernama John von Neumann mengembangkan sebuah gagasan untuk menyimpan program
komputer dalam bank ingatan. Kurang lebih satu dekade kemudian, dibuat beraneka
macam komputer yang ditujukan untuk berbagai macam penggunaan.[10]
Pada kisaran tahun 1970an, komputer menggunakan transistor yang berukuran
lebih kecil dan handal. Kemudian, pada tahun 1971 mikroprosesor pertama
dibuat oleh Intel. Selanjutnya pada tahun 1975, sebuah perusahaan yang bernama
The MITS Altair telah menjual komputer desktop dengan 8080 prosesor dan RAM
sebesar 256 bytes. Tahun 1977, Radio Shack menawarkan home computer TRS80
dan Apple II merancang standar baru bagi personal computer.
Perusahaan lain kemudian mulai memperkenalkan personal computer dan pada
tahun 1978 sebanyak 212.000 perangkat personal computer telah terjual.
Perjalanan sejarah perkembangan komputer selanjutnya beranjak ke tahun
1980 dimana pengolah kata menjadi kian populer. Seiring dengan perkembangan
jaringan serta internet di medio 1990an, baik kelompok bisnis maupun konsumen
mulai membeli komputer dalam jumlah besar. Angka penjualan komputer terus
mengalami kenaikan setiap tahunnya hingga lebih dari 20 persen antara tahun
1991 dan 1995. Ketika abad 21 mulai bergulir, angka penjualan personal
computer di seluruh dunia mengalami peningkatan. Namun hal ini tidak
berlangsung lama, karena kemudian penjualan personal computer terus
mengalami penurunan sejak tahun 2012 hingga kini.
b.
Internet
Awal perkembangan internet sebagai media komunikasi dimulai pada tahun 1960
yang ditandai dengan adanya proyek jaringan oleh ARPANET atau the Advanced
Research Projects Agency dibawah kendali Departemen Pertahanan Amerika
Serikat. Proyek ini ditujukan untuk melayani militer dan para peneliti.
Pengguna pertama internet di Amerika Serikat adalah universitas dan personel
laboratorium penelitian karena memiliki kesempatan untuk menggunakan email dan
menerbitkan informasi melalui komputer.[11]
B. Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi
Menurut M. Sobry Sutikno[12],Pembelajaran
adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber
pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Dalam
pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan,
keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya.
Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses
penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat membantu proses
komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang digunakan untuk
memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran melibatkan dua pihak
yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Kaitannya bahwa
belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampian pesan
dari seseorang (sumber pesan) kepada sesorang atau sekelompok orang (penerima
pesan). Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran
(media) dalam komunikasi tersebut. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan
proses komunikasi, maka media tersebut dalam media pembelajaran.
Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan pembelajaran, seungguhnya
ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan
menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman
murid-muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan
pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh murid dengan baik.[13]
Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran. Encoding merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan
lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan komunikasi oleh
komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Sedangkan Decoding adalah
kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan (audience,
murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang disampaikan melalui
lambang-lambang oleh komunikator.
Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing” yang diinginkan maka
dilakukan penyampaian dengan lebih konkret dan jelas, selain dengan memilih
lambang verbal yang berada dalam medan pengalaman murid. Misalnya menggunkaan
alat peraga dan media pembelajaran seperti chart, diagram, grafik, gambar diam
dll.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara dalam proses belajar
mengajar:[14]
1.
Sebagai alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran
yang disampaikan keapda murid-murid.
2.
Pemanfaatan media pembelajaran sebagai saluran
komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pembelajaran
terutama oleh media belajar mandiri seperti modul, Computer Based Instruction
(CAI).
Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran
sebagai berikut.
1. Pesan, dalam proses pembelajaran adalah guru.
2. Sumber pesan, dalam proses pembelajaran berupa materi
pembelajaran.
3. Saluran atau media, alat bantu pembelajaran.
4.
Penerima pesan, siswa (pembelajar)
Dalam proses pembelajaran, pengajar perlu mengetahui dasar komunikasi dan
keterampilan dasar mengajar. Ada delapan keterampilan dasar mengajar, yaittu:
1.
Keterampilan bertanya.
2.
Memberi penguatan.
3.
Mengadakan variasi.
4.
Menjelaskan.
5.
Membuka.
6. Menutup
pelajaran.
7. Membimbing diskusi kelompok kecil.
8.
Mengelola kelas, serta.
9. Mengajar kelompok kecil dan individual.
Dalam proses mengajar, perlu dilakukan pemberian tugas kepada siswa.
Hal ini dilakukan sebab tugas dapat membuat proses belajar menjadi
menyenangkan, efektif, dan efisien. Tugas dapat pula memberi kesempatan kepada
siswa untuk menerima informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis, bahkan
mengevaluasi informasi tersebut. Manfaat lain dari pemberian tugas adalah
menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar. Ada tiga peran
yang dapat dilakukan pengajar dalam rangka pemberian tugas :
1. Pengajar sebagai perencana.
2. Pengajar sebagai fasilitator.
3. Pengajar sebagai evaluator.
Di dalam proses pembelajaran sangat diperlukan suatu adanya penggunaan media untuk menunjang kelangsungan
pembelajaran agar lebih efektif. Berikut ini dijabarkan mengenai cara
penggunaan media dalam proses pembelajaran.
1.
Peran pengajar dan media pembelajaran
Peran pengajar terhadap media pembelajaran selayaknya tidak memandang media
sebagai alat bantu saja, tetapi lebih kepada alat penyalur untuk menyampaikan
pesan dari pengajar kepada pembelajar. Sebagai penyalur pesan, media tidak
hanya dapat digunakan oleh pengajar saja, tetapi juga pembelajar. Sebagai
penyalur pesan, perlu disadari dalam hal-hal tertentu, media dapat mewakili
untuk menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik.
2.
Pengetahuan dan pemahaman media pembelajaran
Setiap pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai
media pembelajaran, yang mencakup beberapa hal berikut ini.
a.
Media sebagai alat komunikasi
b.
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c.
Situasi proses belajar
d.
Hubungan antara metode belajar dan media pembelajaran
e.
Nilai atau manfaat media pembelajaran
f.
Memilih dan
menggunakan media pembelajaran
g.
Usaha inovasi media pembelajaran
Selain itu pengajar juga perlu memahami jenis media dan sumber belajar, yaitu:
a.
Mengenal, memilih, dan menggunakan media serta sumber
belajar secara tepat
b.
Membuat alat-alat bantu pembelajaran sederhana
c.
Mengguanakan alat-alat konvensional
d.
Menggunakan, mengelola, dan mengembangkan laboratorium
sebagai media pembelajaran
e.
Menggunakan perpustakaan sebagai media pembelajaran
3.
Keterampilan memilih, menggunakan, dan membuat media
pembelajaran
a.
Memilih dan menggunakan media pembelajaran
Kriteria pemilihan media, yaitu
sebagai berikut:
1)
Tujuan pengajaran
2)
Bahan pelajaran
3)
Metode
mengajar
4)
Tersedianya
alat yang dibutuhkan
5)
Jalannya pengajaran
6)
Penilaian hasil belajar
7)
Pribadi
mengajar
8)
Minat dan kemampuan pembelajar
9)
Situasi pengajaran yang sedang berlangsung
Arismunandar [15],
menyebutkan di samping kesesuaian dengan tujuan pengajaran faktor berikut ini
juga perlu dipertimbangkan.
1)
Tersedia sumber setempat
2)
Apakah tersedianya dana, tenaga, dan fasilitas
3)
Kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka waktu
yang lama
4)
Faktor efektivitas dan efisiensi biaya
b.
Membuat media pembelajaran
Alat-alat yang dibuat sebagai media pembelajaran perlu memenuhi syarat
sebagai berikut:
1)
Rasional, sesuai dengan akal
2)
Ilmiah, sesuai dengan akal
3)
Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan
4)
Praktis, sederhana
KESIMPULAN
Dari makalah tersebut
kita dapat menyimpukan bahwa komunikasi yaitu sebuah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk
unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Beberapa
ahli telah mengidentifikasi perjalanan sejarah perkembangan teknologi
komunikasi dan pada umumnya dibagi ke dalam beberapa periode yaitu periode
media tercetak, periode media elektronik, dan periode media digital.
Didalam pembelajaran melibatkan dua
pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Kaitannya
bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses
penyampian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada sesorang atau sekelompok
orang (penerima pesan). Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh
penggunaan saluran (media) dalam komunikasi tersebut. Karena pada dasarnya
pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media tersebut dalam media
pembelajaran.
DAFTAR
RUJUKAN
Arismunandar, Komunikasi
dalam Pendidikan, Bandung : Departemen Teknik Mesin ITB, 2003.
Haryanto, Edy, Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya, Bandung : Prospect, 2008.
Koesnandar, Modul Pemanfaatan TIK untuk
Pembelajaran, Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan,
2008.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010.
Sutikno, M. Sobry, Belajar Dan Pembelajaran
Efektif, Bandung: Prospect, 2009.
[1] Edy Haryanto, Teknologi
Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya, (Bandung : Prospect,
2008), hlm. 32.
[2] Zulkarimen
Nasution, Perkembangan Teknologi
Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2005), hlm.47.
[3] Edy Haryanto, Teknologi
Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya..., hlm. 33.
[4] Ibid..., hlm.34.
[5] Ibid..., hlm. 35.
[6] Sutikno, M.
Sobry, Belajar Dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: Prospect, 2009), hlm.
77.
[7] Ibid..., hlm. 78.
[8] Ibid..., hlm. 79.
[9] Sutikno, M.
Sobry, Belajar Dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: Prospect, 2009), hlm.
58.
[10] Ibid..., hlm. 59
[11] Ibid..., hlm.60
[12] M. Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran
Efektif, (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 71.
[13] Sudjana Nana, Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 65.
[14] Ibid..., hlm.66
[15] Arismunandar, Komunikasi
dalam Pendidikan, (Bandung : Departemen Teknik Mesin ITB, 2003), hlm. 62.
Makalah ini dipresentasikan oleh : Ardian Akbari, Siti Hasanah dan Lisa Rajmawati, MHS PGMI Smter 5 IAI Sambas, 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar