Rabu, 08 November 2017

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN



ABSTRAK

Kita Ketahui bahwa komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan si pelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat berdampak langsung pada perkembangan media komunikasi. Tak terhitung banyaknya tekonologi komunikasi baru yang telah dikembangkan dan dikenalkan para ahli kepada masyarakat. Berbagai teknologi komunikasi yang ada saat ini merupakan hasil pengembangan dari berbagai macam teknologi komunikasi sebelumnya seperti satelit komunikasi, alat perekam dan pemutarnya, penggunaan spektrum terbatas, media transmisi gelombang lebar tertutup, serta perkembangan sistem digital. Kehadiran teknologi modern ataupun media komunikasi modern yang telah kita kenal saat ini dengan sendirinya mengubah cara kita memperoleh, mengolah, menyimpan, memanggil kembali, dan menyebarkan informasi atau data.
Berbagai teknologi komunikasi yang kita kenal dan gunakan saat ini tidaklah hadir dengan sendirinya. Melainkan merupakan pengembangan dari teknologi komunikasi masa lalu yang telah berlangsung selama berabad-abad. Perjalanan sejarah perkembangan teknologi komunikasi berjalan beriringan dengan peradaban manusia itu sendiri. Untuk itu, kita perlu mengetahui dan memahami darimana semua teknologi komunikasi saat ini berawal, dan pembelajaran sebagai proses komunikasi.

Kata Kunci : Perkembangan Teknologi Komunikasi, Pembelajaran sebagai proses komunikasi.

PEMBAHASAN

A.  Perkembangan Teknologi Komunikasi
Beberapa ahli telah mengidentifikasi perjalanan sejarah perkembangan teknologi komunikasi dan pada umumnya dibagi ke dalam beberapa periode yaitu periode media tercetak, periode media elektronik, dan periode media digital (Edy Haryanto : 2008).[1]
1.      Periode Media Tercetak
Media cetak pertama dimulai di Cina ribuan tahun jauh sebelum Johann Gutenberg mengembangkan mesin cetak pertama pada tahun 1455 di Jerman. Mesin cetak Gutenberg menjadi pemicu dimulainya revolusi industri yang berlangsung selama hampir 6 (enam) abad lamanya.[2]
a.    Surat kabar
Sejarah perkembangan surat kabar dimulai pada abad 17. Surat kabar pertama dicetak pada tahun 1665 di Inggris dan tahun 1702 adalah tahun dimana surat kabar harian pertama dicetak di Inggris. Sementara itu, surat kabar pertama yang diproduksi di Amerika Utara adalah Publick Occurrences Foreign dan Domestick yang muncul pada tahun 1690 dan surat kabar pertama di Kanada adalah Halifax Gazette yang terbit pada tahun 1752. Tahun 1783, sebuah surat kabar pertama yang terbit harian di Amerika.
Tahun 1855 materai yang semula dibebankan kepada surat kabar kemudian dihapuskan sehingga harga surat kabar menjadi lebih murah. Pada pertengahan abad 19 surat kabar mulai menggunakan telegraf sebagai sarana untuk menyampaikan informasi dengan cepat. Tahun 1880, New York Graphic menjadi surat kabar pertama yang mencetak foto. Sedangkan di Inggris, Daily Graphic menjadi tabloid pertama yang diterbitkan pada tahun 1980 dan setahun kemudian menjadi surat kabar pertama di Inggris yang mencetak foto. Seiring dengan berkembangnya teknologi komputer, maka proses pencetakan surat kabar pun mengalami perubahan.  Tak sedikit surat kabar versi cetak yang tidak diproduksi dan diganti dengan moda e-paper.[3]
b.    Penerbitan Berkala
Yang termasuk ke dalam penerbitan berkala adalah majalah. Majalah pertama terbit di Amerika Serikat pada tahun 1741. Hanya beberapa warga saja yang dapat membaca majalah karena harganya yang mahal. Pada tahun 1821, terbit untuk pertama kalinya The Saturday Evening Post yang ditujukan pada kaum perempuan sebagai khalayak sasarannya. Awal abad 20, majalah nasional menjadi popular dengan masuknya para pengiklan yang juga ingin menjangkau khalayak lebih luas.
Perlahan-lahan pada pertengan abad 20, majalah nasional mulai mengalami penurunan karena para pengiklan lebih suka menggunakan media baru seperti televisi untuk menjangkau khalayaknya. Sebagaimana surat kabar, majalah juga mengalami perubahan dalam tampilan dan bentuk seiring dengan perkembangan teknologi. Kini, kita juga dapat menjumpai berbagai majalah online pada perangkat smartphone ataupun personal computer yang terhubung dengan internet.
c.    Buku
Sejarah perkembangan buku dimulai pada masa pra sejarah dengan ditemukannya piktograf pada tahun 4000 SM. Tahun 800 M buku diciptakan oleh para biksu di Irlandia atau Skotlandia. Tahun 1010, novel pertama ditulis oleh Lady Murasaki di Jepang. Setelah ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg, pada tahun 1536 kitab Injil diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.
Pada tahun 1933, pasar paperbacks pertama dipublikasikan. Tahun 1971, Proyek Gutenberg mulai menempatkan buku-buku online pada public domain dalam bentuk yang dapat diunduh. Tahun 1995, Amazon menjual buku secara online. Hingga kini, kita dapat dengan mudah mencari, membeli, dan membaca buku secara online.
2.      Periode Media Elektronik
Perjalanan sejarah perkembangan teknologi komunikasi berikutnya ditandai dengan kemunculan telegraf sebagai bentuk transisi antara periode media tercetak dengan periode media eletronik. Pada periode ini, proses pengiriman pesan yang dilakukan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Selain itu, masyarakat dunia juga mulai dapat menikmati berbagai moda teknologi komunikasi seperti telegraf, telepon, motion pictures, alat rekam dan pemutarnya, radio, televisi, televisi kabel, dan televisi satelit.[4]
a.       Telegraf
Telegraf berjarum magnet pertama kali digunakan pada tahun 1930 untuk melakukan komunikasi antar stasiun. Tahun 1837, Samuel Morse menemukan telegraf elektromagnetik yang menggunakan kabel.
b.      Telepon
Sejarah perkembangan telepon sebagai media untuk mengirimkan dan menerima suara diawali dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Thomas Alfa Edison kemudian memperbaiki dan mengembangkan telepon dengan menggunakan mikrofon karbon sebagai alat pemancar yang membuat telepon menjadi lebih praktis. Pada tanggal 30 Juni 1877, sebanyak 230 saluran telepon telah digunakan di Amerika. Tanggal 17 Mei 1877, sebanyak 3 (tiga) buah kantor telah terhubung saluran telepon.[5]


c.       Telepon nirkabel
Guglielmo Marconi adalah orang yang mengirimkan pesan-pesan data nirkabel pertama pada tahun 1895. Dengan semakin berkembangnya teleponi maka semakin berkembang pula berbagai percobaan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi radio sebagai bentuk lain dari komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Pada tahun 1920an, mobil polisi Negara Bagian Detroit  menggunakan radio telepon atau radiophone bergerak untuk berkomunikasi. Sistem yang dikenalkan oleh A.G. Bell menawarkan layanan radio telepon pada tahun 1946 di St. Louis. Tahun 1973 adalah tahun dimana telepon seluler lahir.[6]
Tahun 1981, hanya 24 orang saja yang menggunakan telepon seluler di Amerika Serikat. Untuk meningkatkan penjualan telepon seluler di Amerika Serikat, FCC kemudian menawarkan sistem perizinan telepon seluler di bulan Juni 1982. Di luar Amerika Serikat, Negara-negara seperti Jepang (1979) dan Arab Saudi (1982) telah terlebih dahulu mengoperasikan sistem seluler.
d.      Motion Pictures
Tahun 1889, George  Eastman mematenkan pembelian Hannibal Goodwin dan membuatnya dalam bentuk film. Tahun 1895, Lumiere Brothers memproyeksi gambar bergerak dalam sebuah kafe di Paris. William Dickson mengembangkan kinetograf yaitu sebuah kamera film pertama dan kinetoskop yaitu sebuah sistem untuk melihat film. Tahun 1894, bioskop New York dibuka. Di tahun yang sama, Georges Melies memulai bioskop film pertamanya. Pada tahun 1900, Charles Pathe memulai produksi film dibawah merek Pathe-Freres. Pathe merupakan perusahaan film terbesar di dunia.
Pada awal abad 20, rata-rata warga yang menonton film sangatlah kecil dan mengalami fluktuasi pada masa-masa krisis dan perang. Namun perlahan namun pasti, jumlah rata-rata penonton film mengalami kenaikan yang stabil terutama setelah ditemukannya berbagai macam format baru seperti 3D.
e.       Alat Rekam dan Pemutarnya
Berbagai kemajuan dalam teknologi perekaman saat kini pernah dan telah kita rasakan. Alat perekam sinyal bunyi ataupun sinyal gambar menggunakan pita magnetik yang dikerjakan dengan alat rekam pita. Perekam sinyal bunyi maupun perekam sinyal gambar dilakukan dengan alat rekam pita gambar. Alat rekam tersebut menggunakan pita gambar khusus yang dapat mencatat baik sinyal gambar maupun sinyal bunyi.[7]
Masih ingat dengan kaset? Pada masa jayanya, kaset digunakan untuk merekam sinyal bunyi seperti lagu, sandiwara, dan lain-lain. Alat rekam pita kaset merekam sinyal-sinyal bunyi pada pita magnetik yang ada di dalam sebuah kotak. Begitu pula dengan alat rekam pita gambar. Alat rekam pita gambar merekam sinyal-sinyal TV pada pita magnetik. Alat rekam pita gambar mempunyai kepala rekam khusus, satu diperuntukkan untuk merekam bunyi dan yang lainnya merekam video atau gambar. Acara TV rekaman pada pita gambar kemudian dipancar-luaskan. Berbagai teknologi yang kemudian tercipta adalah kaset video, piringan video, serta piringan video interaktif.
f.       Home video
Teknologi home video berakar dari kaset video. Belanda adalah Negara yang mengembangkan alat perekam kaset video berformat VCR atau video cassette recorder. Istilah VCR kemudian digunakan untuk merujuk pada produk sejenis termasuk merek lain. Sementara itu, Jepang adalah Negara yang mengembangkan alat perekam kaset video dalam format U-matic. U-matic hanya dirancang untuk kegiatan perekaman secara profesional. Sementara itu, VCR selain ditujukan untuk kalangan profesional, VCR juga dapat digunakan rumah-rumah. VCR pertama untuk hiburan di rumah diedarkan pada tahun 1974 yang dilengkapi dengan fitur tuner, timer, dan rf modulator sehingga dapat merekam siaran televisi langsung dari pesawat televisi.
Setahun kemudian yaitu pada tahun 1975, Sony mengeluarkan versi Beta dari perekaman kaset videonya. Dan, pada tahun 1976, Matsushita mengumumkan penggunann format VHS. Sementara itu, perusahan Eropa mengembangkan format V-2000.
g.      Radio
Sejarah perkembangan radio diawali oleh Guglielmo Marconi yang berhasil mengirim berita lewat gelombang udara. Namun, siaran radio berupa suara dan music baru pertama kali terjadi pada tahun 1906 yang dilakukan secara independen oleh Reginald A. Fessenden dan Lee De Forest (Hofmann, 1999 : 16). Pada tahun 1910, Enrico Carusso melakukan siaran radio sebuah pertunjukan. Selanjutnya, pada tahun 1912, Federal Regulation of American Airways dimulai. Para amatir harus membuat lisensi jika ingin membentuk dan memiliki stasiun radio dan para operator yang terlatih.
Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1917, seluruh stasiun radio di Amerika ditutup seiring dengan mulai berkecamuknya Perang Dunia I. Tahun 1918, Edwin Armstrong mematenkan Super Heterodyne Receiver yang merupakan hasil kerjanya sebagai pegawai di Army Signal Corp. Tahun 1927, The Federal Radio Commission dibentuk untuk membawa perubahan tatanan gelombang udara. Dua tahun setelah Perang Dunia II berakhir yakni tahun 1947, radio telepon selular dibuat di Bell Laboratories. Kemudian pada tahun 1970, FCC merealokasi saluran TV yang diperuntukkan bagi layanan radio bergerak.
Perjalanan sejarah perkembangan radio bergerak ke tahun 1985 dimana FCC mengizinkan digunakannya spectrum lebar yaitu sebuah teknologi yang menjadi pilihan bagi beberapa media digital untuk layanan selular komersial. Selanjutnya pada tahun 1992 FCC merealokasi spektrum 2 GHz untuk layanan digital bergerak. Dan, pada tahun 1995, sistem selular berteknologi digital CDMA pertama diluncurkan secara komersial oleh Qualcomm.
h.      Televisi
Penemu pertama dari televisi yang dapat digunakan adalah John L. Baird pada tahun 1925. Ia memanfaatkan cakram pemayar yang ditemukan pada tahun 1884 oleh Paul Nipkow. Pada tahun 1927, Philo Farnsworth menjadi orang pertama yang mengirimkan sebuah gambar secara elektronik melalui udara. Tiga tahun berikutnya, Farnsworth menerima hak paten untuk televisi elektronik yang pertama. TV selanjutnya yang menggunakan tabung Braun ditemukan oleh Vladimir R. Zworykin pada tahun 1933. Zworykin juga menemukan ikonoskop yaitu sebuah tabung hampa untuk mengambil gambar-gambar TV serta tabung ortion santir yang amat peka.
Pada tahun 1941, FCC merancang 13 saluran untuk digunakan televisi hitam putih. Tahun 1980an, HDTV Jepang meningkatkan resolusi gambar televisi yang memungkinkan terciptanya gambar dengan kualitas lebih tinggi yang dapat dikirimkan dengan menggunakan ruang spectrum elektromagnetik yang lebih kecil per sinyal. Selanjutnya pada tahun 1996, FCC menyetujui transmisi standar bagi televisi digital.[8]
i.        Televisi kabel
Sejarah perkembangan televisi kemudian berlanjut pada televisi kabel. Televisi kabel memungkinkan para khalayak menerima sinyal televisi yang dikirimkan dari studio dengan menggunakan kabel coaxial. Sistem pengiriman sinyal televisi seperti ini mulanya dirancang agar sinyal tersebut dapat diandalkan dan dapat dikirimkan ke daerah-daerah yang jauh dan terpencil. Namun, dalam perkembangan menunjukkan sebaliknya. Televisi kabel justru berkembang di daerah urban yang memiliki banyak penduduk dan materi siarannya sarat dengan hiburan. Di daerah perkotaan, televisi kabel disempurnakan dengan menggunakan gelombang mikro, satelit komunikasi, atau pembawa sinyal lainnya.
Kini, televisi kabel menggunakan sistem yang lebih interaktif sehingga penonton dapat berpartisipasi aktif dalam berbagai jenis program televisi dari rumahnya. Komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi dua arah dimana penonton atau pelanggan dapat memilih dan membayar hanya acara televisi yang ditonton atau pay per view.
j.        Satelit Komunikasi
Teknologi satelit dimulai pada tahun 1940.  Yang menjadi penggagas penggunaan satelit bagi komunikasi jarak jauh bukanlah seorang peneliti melainkan seorang penulis cerita fiksi ilmiah yang bernama Arthur C. Clarke. Menurutnya, satelit yang ditempatkan pada orbit geostasioner setinggi 36.000 km di atas khatulistiwa, pada posisi di atas Samudra Atlantik, Samudra Pasifik, dan Samudra Hindia, maka pancaran sinyal-sinyalnya dapat menjangkau hampir seluruh bagian benua yang dihuni oleh manusia. Satelit-satelit itu dapat menghubungkan jaringan-jaringan radio, televisi, maupun telepon ke setiap titik di permukaan bumi.
3.      Periode Media Digital
Periode digital ditandai dengan adanya transisi mode pengiriman isi media. Walaupun media digital yang digunakan dalam proses pengiriman pesan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, namun dalam banyak kasus, isi pesan tidaklah mengalami perubahan. Misalnya dengan media lain seperti media sosial, isi digital masuk ke dalam mode baru dalam berkomunikasi.[9]


a.       Komputer
Pada tahun 1930an, seorang insiyur Amerika yang bernama Vannevar Bush membuat komputer analog pertamanya. Selama masa Perang Dunia II, komputer-komputer analog elektrik dikembangkan untuk membantu pembidik kanon penangkis serangan udara.
Kemudian pada tahun 1946, para ilmuwan di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat, membuat komputer digital bernama ENIAC yang dikendalikan dengan tabung-tabung hampa. Militer Angkatan Darat menggunakan ENIAC untuk menyelesaikan soal-soal artileri. Adapun ENIAC memiliki spesifikasi panjang 30 meter, bobot 30 ton, dan memiliki tabung hampa lebih dari 18.000 serta memiliki daya hitung 200.000 kali manusia. Namun ENIAC tidak memiliki ingatan atau kapasitas memori. Karena itu, pada tahun 1940an, seorang ahli matematika yang bernama John von Neumann mengembangkan sebuah gagasan untuk menyimpan program komputer dalam bank ingatan. Kurang lebih satu dekade kemudian, dibuat beraneka macam komputer yang ditujukan untuk berbagai macam penggunaan.[10]
Pada kisaran tahun 1970an, komputer menggunakan transistor yang berukuran lebih kecil dan handal.  Kemudian, pada tahun 1971 mikroprosesor pertama dibuat oleh Intel. Selanjutnya pada tahun 1975, sebuah perusahaan yang bernama The MITS Altair telah menjual komputer desktop dengan 8080 prosesor dan RAM sebesar 256 bytes. Tahun 1977, Radio Shack menawarkan home computer TRS80 dan Apple II merancang standar  baru bagi personal computer. Perusahaan lain kemudian mulai memperkenalkan personal computer dan pada tahun 1978 sebanyak 212.000 perangkat personal computer telah terjual.
Perjalanan sejarah perkembangan komputer selanjutnya beranjak ke tahun 1980  dimana pengolah kata menjadi kian populer. Seiring dengan perkembangan jaringan serta internet di medio 1990an, baik kelompok bisnis maupun konsumen mulai membeli komputer dalam jumlah besar. Angka penjualan komputer terus mengalami kenaikan setiap tahunnya hingga lebih dari 20 persen antara tahun 1991 dan 1995. Ketika abad 21 mulai bergulir, angka penjualan personal computer di seluruh dunia mengalami peningkatan. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena kemudian penjualan personal computer terus mengalami penurunan sejak tahun 2012 hingga kini.
b.      Internet
Awal perkembangan internet sebagai media komunikasi dimulai pada tahun 1960 yang ditandai dengan adanya proyek jaringan oleh ARPANET atau the Advanced Research Projects Agency  dibawah kendali Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Proyek ini ditujukan untuk melayani militer dan para peneliti. Pengguna pertama internet di Amerika Serikat adalah universitas dan personel laboratorium penelitian karena memiliki kesempatan untuk menggunakan email dan menerbitkan informasi melalui komputer.[11]

B.  Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi
Menurut M. Sobry Sutikno[12],Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Dalam pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya.
Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada sesorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran (media) dalam komunikasi tersebut. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media tersebut dalam media pembelajaran.
Guru hendaknya menyadari bahwa didalam kegiatan pembelajaran, seungguhnya ia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Untuk itu guru harus memilih dan menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh murid dengan baik.[13]
Kegiatan encoding dan decoding dalam proses pembelajaran. Encoding merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan  lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Sedangkan Decoding adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima pesan (audience, murid) dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang oleh komunikator.
Agar penyampaian pesan pembelajaran mencapai “sharing” yang diinginkan maka dilakukan penyampaian dengan lebih konkret dan jelas, selain dengan memilih lambang verbal yang berada dalam medan pengalaman murid. Misalnya menggunkaan alat peraga dan media pembelajaran seperti chart, diagram, grafik, gambar diam dll.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam 2 macam cara dalam proses belajar mengajar:[14]
1.      Sebagai alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan keapda murid-murid.
2.      Pemanfaatan media pembelajaran sebagai saluran komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pembelajaran terutama oleh media belajar mandiri seperti modul, Computer Based Instruction (CAI).
Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
1.   Pesan, dalam proses pembelajaran adalah guru.
2.   Sumber pesan, dalam proses pembelajaran berupa materi pembelajaran.
3.   Saluran atau media, alat bantu pembelajaran.
4.    Penerima pesan, siswa (pembelajar)
Dalam proses pembelajaran, pengajar perlu mengetahui dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar. Ada delapan keterampilan dasar mengajar, yaittu:
1.  Keterampilan bertanya.
2.   Memberi penguatan.
3.   Mengadakan variasi.
4.   Menjelaskan.
5.   Membuka.
6.  Menutup pelajaran.
7.   Membimbing diskusi kelompok kecil.
8.   Mengelola kelas, serta.
9.    Mengajar kelompok kecil dan individual.
 Dalam proses mengajar, perlu dilakukan pemberian tugas kepada siswa. Hal ini dilakukan sebab tugas dapat membuat proses belajar menjadi menyenangkan, efektif, dan efisien. Tugas dapat pula memberi kesempatan kepada siswa untuk menerima informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis, bahkan mengevaluasi informasi tersebut. Manfaat lain dari pemberian tugas adalah menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar. Ada tiga peran yang dapat dilakukan pengajar dalam rangka pemberian tugas :
1. Pengajar sebagai perencana.
2. Pengajar sebagai fasilitator.
3. Pengajar sebagai evaluator.
Di dalam proses pembelajaran sangat diperlukan suatu adanya penggunaan  media untuk menunjang kelangsungan pembelajaran agar lebih efektif. Berikut ini dijabarkan mengenai cara penggunaan media dalam proses pembelajaran.
1.        Peran pengajar dan media pembelajaran
Peran pengajar terhadap media pembelajaran selayaknya tidak memandang media sebagai alat bantu saja, tetapi lebih kepada alat penyalur untuk menyampaikan pesan dari pengajar kepada pembelajar. Sebagai penyalur pesan, media tidak hanya dapat digunakan oleh pengajar saja, tetapi juga pembelajar. Sebagai penyalur pesan, perlu disadari dalam hal-hal tertentu, media dapat mewakili untuk menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik.
2.        Pengetahuan dan pemahaman media pembelajaran
Setiap pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai media pembelajaran, yang mencakup beberapa hal berikut ini.
a.    Media sebagai alat komunikasi
b.    Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
c.    Situasi proses belajar
d.   Hubungan antara metode belajar dan media pembelajaran
e.    Nilai atau manfaat media pembelajaran
f.      Memilih dan menggunakan media pembelajaran
g.    Usaha inovasi media pembelajaran


Selain itu pengajar juga perlu memahami jenis media dan sumber belajar, yaitu:
a.       Mengenal, memilih, dan menggunakan media serta sumber belajar secara tepat
b.      Membuat alat-alat bantu pembelajaran sederhana
c.       Mengguanakan alat-alat konvensional
d.    Menggunakan, mengelola, dan mengembangkan laboratorium sebagai media pembelajaran
e.       Menggunakan perpustakaan sebagai media pembelajaran
3.        Keterampilan memilih, menggunakan, dan membuat media pembelajaran
a.         Memilih dan menggunakan media pembelajaran
      Kriteria pemilihan media, yaitu sebagai berikut:
1)    Tujuan pengajaran
2)     Bahan pelajaran
3)     Metode mengajar
4)     Tersedianya alat yang dibutuhkan
5)      Jalannya pengajaran
6)      Penilaian hasil belajar
7)      Pribadi mengajar
8)     Minat dan kemampuan pembelajar
9)     Situasi pengajaran yang sedang berlangsung
 Arismunandar [15], menyebutkan di samping kesesuaian dengan tujuan pengajaran faktor berikut ini juga perlu dipertimbangkan.
1)        Tersedia sumber setempat
2)        Apakah tersedianya dana, tenaga, dan fasilitas
3)        Kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka waktu yang lama
4)        Faktor efektivitas dan efisiensi biaya


b.        Membuat media pembelajaran
Alat-alat yang dibuat sebagai media pembelajaran perlu memenuhi syarat sebagai berikut:
1)     Rasional, sesuai dengan akal
2)      Ilmiah, sesuai dengan akal
3)    Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan
4)     Praktis, sederhana

 
KESIMPULAN

Dari makalah tersebut kita dapat menyimpukan bahwa komunikasi yaitu sebuah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Beberapa ahli telah mengidentifikasi perjalanan sejarah perkembangan teknologi komunikasi dan pada umumnya dibagi ke dalam beberapa periode yaitu periode media tercetak, periode media elektronik, dan periode media digital.
Didalam pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada sesorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran (media) dalam komunikasi tersebut. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media tersebut dalam media pembelajaran.



DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar, Komunikasi dalam Pendidikan, Bandung : Departemen Teknik Mesin ITB, 2003.

Haryanto, Edy, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya, Bandung : Prospect, 2008.

Koesnandar, Modul Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran, Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, 2008.

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010.

Sutikno, M. Sobry, Belajar Dan Pembelajaran Efektif, Bandung: Prospect, 2009.

Zulkarimen Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 2005


[1] Edy Haryanto, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya, (Bandung : Prospect, 2008), hlm. 32.
[2] Zulkarimen Nasution, Perkembangan Teknologi Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2005), hlm.47.
[3] Edy Haryanto, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya..., hlm. 33.
[4] Ibid..., hlm.34.
[5] Ibid..., hlm. 35.
[6] Sutikno, M. Sobry, Belajar Dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 77.
[7] Ibid..., hlm. 78.
[8] Ibid..., hlm. 79.
[9] Sutikno, M. Sobry, Belajar Dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 58.
[10] Ibid..., hlm. 59
[11] Ibid..., hlm.60
[12] M. Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: Prospect, 2009), hlm. 71.
[13] Sudjana Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 65.
[14] Ibid..., hlm.66
[15] Arismunandar, Komunikasi dalam Pendidikan, (Bandung : Departemen Teknik Mesin ITB, 2003), hlm. 62.





 Makalah ini dipresentasikan oleh : Ardian Akbari, Siti Hasanah dan Lisa Rajmawati, MHS PGMI Smter 5 IAI Sambas, 2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar